Sabtu, 06 Oktober 2012

puisi madura

Tambhuruwan


ngalennyer jhila bhula
ngabas dhika asanding
kalaban oreng laen

rassana ate bhula e rojha'
e tobi' e tatta' kalaban gagaman
agilap mardha

bhula ta' nyangka
ngolbu'na raddin robana dhika
daddi pamenjung
se e jungjung
se e ombar e taneyan se calemot kalaban petteng

ngalennyer jhila bhula
copa ampon pae'
ate ampon sake'
tadha' jhalan se e sare
dhalam talangan alessa dhika

pangarep bhula dhalam duwa
malar mandhar dhika jerna'a
daddiya kasamporna'anna odhi'
sareng peleanna atena dhika

tape, tamburuwanna bhula
paggun asapo' dhalam kello'
paggun celo' pas tapelko'

passan bhula
te ngateya dhalam odhi'
melleng sakoni' nyaba tarowanna
sala saphiteng malo tebbusanna

ngalennyer jhila bhula
ngabas dhika asanding
kalaban oreng laen

kasta tor renna
namoy ka dhalam sokma
apangantan kalaban tanges
se lanjhang e bato mata



pangarangan, sumenep 2006


puisi anak anak

tas sekolah


liburan sekolah telah tiba
aku bahagia tiada terkira
liburan panjang bersama keluarga
hingga lupa kapan masuk sekolah

ibu membelikan tas baru untukku
karena nilai raporku semua bagus
ada gambar lucu disana sini
warna pelangi mempesona haru

aku berjanji ingin rajin belajar
lebih giat dan lebih baik
karena tasku baru lagi
betapa berbunga hatiku ini
tahun ini berkah berlimpah

terimakasih ibu dan ayah
aku berjanji sebagai anakmu
akan selalu membuatmu tersenyum
selalu kubanggakan disetiap waktuku

tak ada balasan untukmu
selain doa kupanjatkan demimu

tasku baru lagi
besok pelajaran baru dimulai
aku mulai dengan basmalah
basmalah semoga hari hariku
berjalan dengan waktu
dan musim nilai baik diraporku



bekasi, 2012



 Berpuasa

; untuk kawan~kawanku

ibu menyuruhku berpuasa
saat ini aku berpuasa
menahan haus dan lapar

aku bangga
umurku masih 8 tahun
namun akau bangga
bisa menemani ibu dan ayah berpuasa

saat sahur tiba
aku terbangun bahagia
tanpa mengeluh dan marah
menemani ibu memasak
sahur bersama membaca niat

" nawaitus sauma gadin an adhai fardis syahri ramadhana hadihissanati fardol lillahi ta'ala "

setelah sahur
aku berjamaah bersama ibu dan ayah
memanjatkan doa untuk mereka

aku juga bahagia
saat menunggu kumandang adzan
duduk bersimpuh menantikan
waktu berbuka

" allahu akbar, allahu akbar "
suara adzan berkumandang
saatnya aku berbuka
menyunggingkan senyum karena
telah berpuasa sahari penuh

terimakasih ibu dan ayah
karena semangatmu aku bisa kuat menahan lapar dahaga

aku senang
aku bahagia
besok aku akan berpuasa kembali

mari kawanku
berpuasa dan belajar menahan lapar
karena itu akan membuatmu
tahu betapa puasa itu berpahala besar dihadapan sang ilahi robbi




Sahabat


aku teringat
saat pertama kali perkenalan itu
bermain bersama
tersenyum mencari senja

aku sedih
kaulah penghiburku
aku senang
kaulah yang kutunggu

kau tak pernah bosan
menjadi sahabatku
sepanjang waktu
sepanjang kita bersama
dalam suka maupun duka

O, sahabat
senyummu menghilangkan segala resah
saat aku tak tahu jalan
untuk pulang dari sekolah
makan bersama
membantuku saat belajar dirumah dan sekolah

aku senang
aku bisa bersahabat denganmu
kau tak pernah mengeluh
disaat aku membutuhkanmu
disaat aku mengeluhkanmu

sahabatku
kaulah yang terbaik disisiku
yang selalau aku banggakan
menjadi pelipur sepanjang waktu
sampai usia tua nanti
akan ku ingat kau didalam hidupku




bekasi, 2012




 Opera anak yatim

; panti asuhan seluruh indonesia

hingga kini,
dan berapa tahun kemudian
masa depan itu
adalah tanganmu
yang berjeda memahat kebisuan airmata negeri ini
sebab, hanya
dirimu merah putih berkibar
dalam talqin cinta

aku tak punya cukup hadiah untukmu
sebagai penyuluh rindu.
saat ramadhan kaulah peneduh
yang membuat sebilah doa
sebelum sekuntum bunga memekar
menunggu musim bertemu dengan teguh hatimu menelanjangi keranda tulus

tak ada kesabaran
yang sebesar hatimu memanggul
kepedihan saat sepeninggal mereka
ayah dan ibumu
yang kutahu begitu tetes airmatamu
jatuh menjadi sungai
saat kepergiannya hari itu
hari dimana senja tak nampak
bergelora di ufuk barat
dalam penantian kemarau
yang menciumi tetanah,

wahai, anak yatim piatu
pesanku kepadamu
tersenyumlah dari waktu ke waktu
agar dari bibirmu tak kulihat lagi
sisa sedih sejak kemarin
karena aku tahu
hatimu adalah opera batu
yang tak sekalipun pecah disetubuhi ombak
dan badai
yang tak hancur digetarkan petir hujan januari


bekasi,12



puisi en kurliadi nnf sederhana yang kutanamkan di akhir kata

ketika pernikahan sudah di depan mata


Saatnya untuk menikah, kata-kata itulah yang kali ini terngiang-ngiang selalu di pikirannya, memenuhi relung hatinya, dan merasuki berbagai macam kegiatan yang ia lakukan.
Menikah, sebuah fitrah yang memang Allah ciptakan untuk menjadikan ketenangan bagi manusia. Ialah yang merupakan sebuah labuhan hati untuk jiwa-jiwa yang rindu akan kesucian cinta dan hakikinya hubungan manusia dengan Tuhannya. Menikah bukan hanya sekedar pemenuhan hawa nafsu atau keinginan untuk bersama antara dua insan saja, tapi lebih kepada sebuah jalan bagi para pembangun peradaban. Pernikahanlah yang menjadi sebuah titik tolak awal kebangkitan umat. Pernikahan yang baik dan suci serta pendidikan keluarga yang tarbawi-lah yang menjadi momentum yang akan membawa energi perubahan di masa mendatang.
Menikah bukanlah hal yang sederhana namun pula tak pantas untuk membuatnya menjadi kompleks yang akhirnya menghilangkan makna keindahannya. Menikah akan mempertemukan dua manusia yang memiliki karakteristik jiwa yang berbeda satu sama lainnya namun memiliki ketertarikan yang tak mampu dijelaskan dengan kata-kata biasa, sekalipun oleh para pujangga. Ia seolah seperti sebuah energi yang tersimpan kuat di dalam dada setiap manusia, terkadang tenang, terkadang bergolak, dan akhirnya ingin bertemu pada muara yang sama.
Sebuah jiwa yang telah resah di hari-harinya seolah seluruh dunianya telah berubah karena ia seperti kehilangan separuh hatinya. Sebenarnya bukan kehilangan tepatnya, namun ia hanya belum menemukan. Puisi-puisi, syair-syair, bahkan nasihat dari para bijak bestari pun tak lagi memiliki arti bagi para jiwa yang sudah tak kuasa ‘tuk segera menggenapkan diri.
“Lalu, apa? Apa yang sebaiknya aku lakukan?”
Rasulullah saw pernah bersabda, “Tak ada yang bisa dilihat lebih indah dari orang-orang yang SALING MENCINTAI seperti halnya PERNIKAHAN” (HR. Al Hakim).
Cinta antara dua manusia, antara dua jiwa yang berbeda namun entah mengapa tiba-tiba mereka memiliki frekuensi yang sama, harus bermuara dalam pernikahan. Tidak bisa tidak, tak ada lagi tawaran lain selain pernikahan. Hubungan-hubungan palsu duniawi yang lemah tidak akan pernah mampu menggantikan ajeg dan kokohnya tali cinta dalam pernikahan.
Sekali lagi, mari ingatlah, pernikahan bukanlah hal yang mudah namun tidak pantas pula untuk mempersulitnya. Banyak yang ragu dan enggan untuk memulai. Bisa disebabkan karena kondisi keuangan, kondisi pribadi, hingga kondisi keluarga. Seorang pemuda yang telah jatuh hati pada wanita idamannya hanya akan memiliki dua pilihan, meminang wanita itu hingga akhirnya menikah, atau izinkan laki-laki shalih
lainnya untuk meminangnya. Dia tak bisa memberikan janji-janji pemenuh kebutaan syahwat yang pada akhirnya hanya akan menyakiti kedua belah pihak, entah akhirnya mereka benar-benar menikah atau tidak.
Setelah meminang, hanya akan keluar dua kalimat indah yang telah diajarkan oleh manusia paling mulia, Rasulullah saw. Katakan, “Alhamdulillah” jika engkau diterima, dan gelorakan, “Allahu Akbar” jika pinanganmu ditolaknya, sederhana. Sederhana pada pelaksanaannya namun hati, hati adalah rongga yang begitu dalam dan memiliki detak dan debar yang tidak sederhana. Maka di sinilah diuji keimanan manusia, apakah ia ridha dengan keputusan Tuhannya, Tuhan yang telah membuat ia dari saat sebelumnya ia bukan apa-apa, Tuhan yang telah memberikan nikmat yang sama sekali tidak mampu terhitung jumlahnya, dan tentu saja Tuhan yang telah menyematkan cinta yang begitu indah di dalam hatinya, atau ia merasa kecewa, tidak ikhlas, hingga akhirnya gerutu dan umpatan keluar dari lidah dan lisannya.
Sungguh kawan, cinta dua insan tidaklah mampu disembunyikan. Layaknya Abdullah bin Abu Bakar dan istrinya Atikah. Kenikmatan dan indahnya cinta yang akhirnya mereka rasakan dalam pernikahan membuat Abdullah lalai akan mengingat Tuhannya, bahkan hingga syuruq pun belum terlihat batang hidungnya di antara para jamaah shalat subuh. Maka, Abu Bakar, ayahnya, meminta untuk menceraikan istrinya. Perasaan apa yang ada di hatinya? Wanita yang begitu ia cintai, yang akhirnya ia dapatkan dengan cara halal dan suci harus ia lepaskan begitu saja! Siapa?! Siapa?! Siapa yang tidak akan menangis begitu dalam ketika harus menerima kenyataan ini. Siapa yang tidak akan menggubah syair yang memilukan jika harus menghadapi ini? Tetapi, perintah orang tua-lah yang ia utamakan, karena ia tahu ridha Allah berada pada ridha orang tua dan murka Allah berada pada murka orang tua.
Hari-hari kedua insan itu hanya dilalui seolah dua orang pesakitan yang tidak lagi memiliki harapan hidup, karena sebagian jiwa mereka hilang dan tidak mampu tergantikan kecuali kembali digenapkan. Akhirnya, Allah mengizinkan untuk mereka berkumpul kembali dalam siraman ridha Illahi.
Kawan, pernikahan membutuhkan persiapan. Ada dua hal mendasar yang memiliki batas yang hampir-hampir saling bersinggungan satu dengan yang lainnya, yaitu antara menyegerakan dan tergesa-gesa. Rasulullah saw bersabda, “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba`ah, maka hendaklah ia menikah, karena pernikahan lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan farji…“(HR. Bukhari dan Muslim).
Apakah itu ba’ah wahai saudaraku? Ibnu Qayyim al-Jauziy berkata bahwa ba’ah adalah kemampuan biologis untuk berjima’. Namun, beberapa ulama ada yang menambahkan bahwa ba’ah adalah mahar (mas kawin), nafkah, juga penyediaan tempat tinggal. Kita tak mampu menutup mata dari berbagai kebutuhan yang harus terpenuhi ketika dua insan telah menyatu di dalam pernikahan.
Ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan menuju pernikahan. Sebuah bekal yang akan mempermudah dua insan untuk berjalan di jalur yang sama dalam pernikahan.
1. Persiapan ruhiyah
Saat pernikahan hanyalah memiliki satu niat, untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhannya, sehingga Allah akan berkenan untuk meridhainya. Niat paling murni dan penuh keikhlasan dari seorang hamba. Dengan niat yang lurus ini seseorang akan yakin dan percaya bahwa Allah hanya akan memberikan yang terbaik untuknya, yang terbaik, yang terbaik, sekali lagi, yang terbaik. Tidak ada pilihan lainnya. Tentu saja hal ini tidak akan datang begitu saja, melainkan melalui proses perbaikan diri, perbaikan kualitas ibadah, dan pemurnian hati.
2. Persiapan ilmu
Saat dua paradigma berpikir disatukan, maka ia akan menemui benturan dan adu argumen antara keduanya. Persiapan ilmu dibutuhkan untuk mempersiapkan dan menyelaraskan perbedaan pandangan yang akan ditemukan ketika dua insan telah berada pada bahtera yang sama. Tanpa persiapan ilmu yang cukup, yang ada hanya pertengkaran dan tidak adanya pengertian antara yang satu dengan yang lainnya.
3. Persiapan fisik
Adalah cinta membutuhkan energi untuk hidup dan tetap menyala, maka seperti itulah yang dibutuhkan dalam kehidupan rumah tangga. Adalah bodoh ketika seorang suami hanya memberikan cinta tanpa menafkahi istri dan anak-anaknya. Cinta bukanlah khayalan dan fatamorgana, namun cinta adalah kenyataan yang dihadapi di depan mata. Fisik keduanya harus kuat, baik untuk membangun cinta juga untuk membangun keluarga. Hingga akhirnya cinta akan tetap hidup dalam bahtera keduanya.
4. Mengenal calon pasangan
Kenali ia dengan bertanya kepada keluarga atau orang yang shalih dan dapat dipercaya. Berjalan dengan mata tertutup adalah kebodohan yang nyata yang akan membawa mudharat baginya. Maka, lihat dan kenalilah calon pasanganmu dan berdoalah agar Allah memberikan yang terbaik untukmu. Satu hal yang perlu diingat kawan! Mengenal pasangan bukanlah dengan engkau berjalan berdua dengannya memadu cinta kasih yang sama sekali Allah haramkan hubungannya. Sama sekali tidak! Dengan itu kau hanya belajar menjadi kekasih yang baik, bukan istri/suami yang baik. Percayalah, pernikahan tak sama dengan hubungan semu yang sedang kau jalin bersamanya. Saat kau menikah tetap akan ada hal-hal baru yang sama sekali tidak kau ketahui dan itu jauh berbeda. Jika hasilnya sama, mengapa memilih jalan yang penuh duri dan sama sekali tidak mengandung ridha-Nya?
5. Lurusnya niat
Meskipun telah disinggung pada poin pertama, namun lurusnya niat bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Ia harus terhindar dari riya’ dan sum’ah, dari dengki dan iri, dan dari berbagai sifat yang merusak hati serta merusak hubungan dengan Tuhannya. Karena segala sesuatu berawal dan berakhir dari niatnya.
Cinta bukanlah satu hal pasif yang tidak membutuhkan energi dan pengorbanan untuk meraihnya namun ia adalah energi yang membutuhkan kerja keras dan berbagai pengorbanan, membutuhkan keikhlasan dan jernihnya hati, dan membutuhkan penyerahan diri pada pemilik cinta yang hakiki.
Biarlah cintamu tumbuh berkembang, akarnya menghujam bumi, daunnya berdesir mengikuti alunan angin, dan buahnya manis, serta bunganya indah merona, karena kau serahkan segalanya kepada Allah, Tuhan yang menciptakan cinta itu sendiri.



2012




pancasila



( 1 )


'' ketuhanan yang maha esa "
esa maha yang ketuhanan
berbeda satu jua dalam darah_
perumpamaan yang bergerigi di cakar garuda
memindahkan ragam budaya yang menukik
dari pelepah rituaal sejarah
yang melagukan dzikir ketuhanan
     di cantik negerimu


( 2 )


" kemanusiaan yang adil dan beradab "
petani-pemulung-oengemis-anak tembakau-
anak kemarau-nelayan-pengamen-
selalu disendawakan dalam darah mereka
keadilan yang tertunda didenyut wajah mentari
yang setiap hari berteman duka dan sendu hujan
di selembar rakaat batu ke batu
pepadi ke surau cecangkul
kembang tembakau ke asap sebatang rokok
ikanikan yang mendendangkan siluet gelombang
ke sunyi jala yng menunggu setianya


( 3 )


" persatuan indonesia "
dalam cucuran bahasa keringat ini
kubentang dari  sasak  ke negeri hutan
yang luasnya di gembalai kambing dan lembu
yang samuderanya bersatu dalam remas malam
bercampur satu jadi pemersatu
agama dan bahsa yang di telanjangi
budi pekerti
kutuntaskan dalam persatuan bangsa dan
tubuh manusiawi
dalam undangundang ibu pertiwi


( 4 )

" kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan "
bijak permusyawaratan di dahan musim panas
masih di ola jadi kenikmatan batin sepi
dengan aroma rakyat yang menjelata dan
gembur keadilan di tangantangan raja maha patih
di singgasana yang terbuat dari emas-mutiara

wahai pemimpin yang berdiri di atas kenangan awan
dan sesepuh dari huluhalang negeri tanpa di ijabi
berdirilah dari jembatan suramadu-seberangilah
lalu lihatlah kapal yang berlalu lalang dengan
kacamata yang bermusim di hamparan gegedung
yang menjulang tinggi-setinggi merah putihmu


( 5 )

" keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia "
dari sabang ke merauke, bersendu
di bilik cerobong lalu ke bilik bebukit
depan rakaat pepantai, desir alunan nelayan
yang sedang bertengger di hulu ombak
seluruh rakyat telah meratapi deritamu
yang tak kiunjung diusaika,
kau harus belajar lagi menekuni aliran doaku
yang selalu terucap  dikala jahitan benderamu
mulai layu dilagukan zaman
selalu saja angkuh-selalu saja melelpuh
sampai detik kematian keadilan di suramkan.

merdeka....

pancasila
ku kenang kau saat aku terjaga
dari deritamu yang semakin carutmarut
di gelandangi burung manyar
yang terbang bersama garudamu
menyingsingkan benderaku di lapis asin lautmu



kemayoran-jakarta, 2011




senggamai telaga to pote


" sesepuhku '

menapaki bukit terjalmu
jalannya menikung di pergelangan embun
yang semalam membanjiri puting rerumput

ke utara :

anakanak dengan mata tetanah tandus
masih sembunyikan tali pusaranya
menggantung di keluh puncak ranum senyummu

mengulas reot gubuk di amperan sawah
dekat surau waktu dulu aku mulai mengeja
alif ke ya' ku-menggarami nasi ulek
memasak batu jadi abu kapur, buat hadiah
pagi ke geliat sore istirahatmu


masih saja ku kafani sendu
kandang lembu dekat sumur berair tawar salju
ku hafalkan jalan desaunya
        " mak, tungkumu bernanah api_"
asapnya sampai ke lelembah kotaku
yang di elokkan empedu, dalam
manis seikat sayur mayur yang
kita tanam di endapan kulintang sunyi "

senggamai telaga to pote
tumbukan gigil dalamdalam
mengganti musim ke rupa pelepah nyiur
getarnya sampai ke ngarai 
campuran madu dengan tinta cinta
dari sebilah keris cerita sangkuriang

memunguti doamu di jalan
terdengar serapahmu memanjati gunung
ke barat daya mengenang jus demi jus
kalam demi sabda dari derasnya aliran sungai
yang ku tangkup di gelas air mataku menebar
bunga rampai

" fajarmu rindang '
saat sang petapa rindu mengilukan ajalnya
di teras pepatahmu mengguyurkan artefaknya
beralas tikar pandan, anyamannya

di lelembah ini,
to potemu ku anugerahi restu lelangit
di lipatan terakhir baju hujan
yang tetesnya lumpuh di dermaga doaku

sempat aku tanyakan lagi,
apakah senggama ini menghamilimu ?
sampai talagmu beranak pelangi  di tubuh nenek moyangku




pangarangan sumenep- jakarta, 2011

catatan
-to pote : nama sebuah kecamtan di madura tepatnya di kabupaten sumenep, indah dengan panorama alamnya
                budaya,filosofis, juga penghasil batu putih hasil fermentasi batu yang di panaskan.
ngarai    : tempat persembunyian angin di sela sela senja dan dedaun









Tujuh tahun kita merangkai mimpi di altar yas'a
                          untuk ; alumni santri mathali'ul anwar


sabdamu wahai bapak kiai__,
menceritakan sejarah duka
dari pelarian pohon jambu
yang kita tanam
di halaman alismu yang melukis sepi.

esok, ajarkan pada kami
tentang mengulas sajak sajadahmu
di cela senyummu pada keranda kereta kitab kuning
di akhir teluk batu ampar kota sumenep

syahdan, doaku dan doa kami
bukan sebait nyanyian hujan
tapi pesona lautmu yang berdebur
dengan resah gelombang
di tiukungan pangarangan ke kampung arab
depan lampu merah
sebelah barat warung nasi
yang setiap hari kuhabiskan duduk
dengan patah rerantingmu di sudut
piring berkebuli gerimis

kalamuna lafdumu,  wahai pengasuhku
adalah tangisan kami dari rakaat ke rakaat
di ujung kelokan yang kau buat
dari wangi kemangi
yang kami beli dari rahim kitab suci

kami akan merindukan langkahmu
dari senin ke minggu
dari minggu lahirlah ceruk
yah, benar ceruk yang mengantarkanmu
ke sudut gang sempit nomer empat
dari buku harianku ke cemas mathari

hari ini, tasbihmu berputar
mengikuti arah jus yang kami baca
dari tulisanmu yang berpagutan
bersama reruntuhan sunyi
ku dengungkan di tempat kamu-kami
menyulut doa dari sendu lagu burdadan shoalat  dhuha dan hajatku
yang menitikkan air mata putih
yang mengalir dari arah angin
dan coretanmu ke dinding almamaterku
yang berceruk desah laut

kini dan selanjutnya-kawan,
putaran air wuduk ini
akankah kau jadikan emas
atau cuma jatuhnya dingin salju
dari puting air susumu
yang berdusta pada lelangit

jangan kecewakan sabdanya
agar jiwamu yang mengemas cerita hidup
bertahan, sampai gunung
tak lagi berteman pelangi
demi merahasiakn warnanya
ke liukan tadarusmu
sampai ke akhir sajak ini

tujuh tahun kita merangkai senja
di altar yas'a
bukan waktu yang singkat
untuk meringkas cerita
namun, derai air mata
atau tulisan tanda tanganmu
di dekat muara karang
selalu kurindukan,
dari ujung timur kalianget 
ke barat lenteng
ke utara batang-batang
atau ke selatan pagar batu
lagumu masih ku hafalkan
meski harus mengeringkan bajuku
yang basah karena air mata

tapi, kami paham
perpisahan ini bukan selusin deritaku
dan resah tanganku
untuk merangkulmu dari perahu mimpi
namun, layarmu ,masih ku gelar
sampai angin membawamu kle pelabuhan
paling terdalam di laut salopeng
atau cemara udang di singgasana legung-mu

disini dan entah dimana
kau berada kawan,
jangan cemaskan aku
karena di akhir sajak ini
sakit tak lagi bisa ku rasakan
yang ada hanya putih rindu
dan genangan masa lalu, yang katamu
tak akan pernah usang di debur gelombang
atau di ulas waktu

tapi aku juga kami, bapak kiai..
akan menciumi halus tanganmu
sampai kami mabuk dengan arak fatehamu
yang ku beli dari sejuta mimpi yang kami
punya

doakan kami,
agar langkah kaki ini
tak lelah mengingat bismillahmu

tanpa jenuh,
rindu,
ingin,




madura-jakarta-bekasi 2012




Rakaat es cendol

lidahku bergetar, mengecap
rasa yang tak berhenti sebelum
manis arenmu menetas menyeka dahaga

santan yang kental
seperti hujan di malam hari
bercampur aroma daun pandan sujimu
kesumat menghela keringat yang deru

potongan nangka itu terlentang
mengawini ketan tape hitam
berlarian mencari tujuan
bersama dingin batu es musim panas

gelak tawa telah usai,
sehabis berbuka di tanah kereta
yang megribnya tak habis di makan usia
sebelum senyum itu berpadu
mengundi pahala bulan ramadhan
yang pahalanya memanjang
di antara dahaga dan lapar

karena hanya dirimu
dalam rakaat es cendol
aku tahu batapa nikmat itu
begitu dekat dengan cahya ilahi



bekasi, 1 syawal 1433 H


jangan kau tanya, kenapa aku menangis di  hadapanmu


jangan kau tanya,
kenapa aku menangis di hadapanmu
karena senja yang lahir dari matamu
bertahajud memandikan kelukaan

; saat hari pertama kita saling mengenal

di atas rembulan yang berpalung
melebur asmara
ayatayat tentang pagi
kau tumbuhkan jadi hikayat
berlebun menyumpahi getah dingin
yang sebentar lagi memburu biru awan

jangan kau tanya,
kenapa aku menangis di hadapanmu
berapa jarak aku berlari
mencari jejak ilustrasimu di kaca
dan dedaun yang jatuh mengeringi tetanah
sebab, akulah perih
yang aakan terlempar jauh
ke sudut air matamu yang sejak
kemarin tumpah menyeruak
di balik matamu yang molka' 

jangan kau tanya, atau sekali 
kau tanyakan tentang tangisanku di hadapanmu 
karena aku tak mau
bulan yang sedang mengerami tubuhmu
tumbuh menjadi kelukaanku yang
menjelma kanvas babatu di bibirmu



bekasi, 2012





yang ku sebut cinta

·
: yang ku sebut cinta

-berceritalah, meski tujuh lapis air matamu tumpah menjadi embun

seperti hari sebelumnya
dimana tetanah yang basah oleh keringatmu
di tumbuhi laut dan sejenis lokan dari negeri tanpa nama

yang ku sebut cinta,
datanglah. beri aku reruntuhan
sebut aku dalam doamu
karena hanya dalam doamu aku termangu memandikan malam yang remuk jadi salju

yang ku sebut cinta
adalah kau yang bernama angin yang lahir dari keping keping jantungku



bekasi, 18-08-2012




jemari angin


selesai sudah, tarian hujan bulan april
saat senja meminum arak matamu
sebagai jumpa kita
di jemari angin

lalu runtuhan sore itu
bukanlah perpisahan
yang ku ulur di tepian taman
dengan kidungkidung kesepian
yang merumput di tiang alismu






bekasi, 12



mengutuk bibirmu


Menjumpaimu dari ulur senja
gadis madura dengan mata kasturi
andangandang pulau tua
berjarak antara hujan dan terik
berhublum antara kicau jalak terbangkala sore jelang

tak lama
senyummu mengubur rindu
di ketiak malam di karang batuan
saat ombalombak jadi alastu
saat arusarus jadi restu
tentang keberangkatan angin
menyusul almanak laut
berkentut dalam kelamin

perempuanku
dengan tangan gemetar menjulur
membungkus dermaga
membujur, sendu menyeruap ke batang pohon musim yang
kering di culik keterbatasan mimpi
datanglah, panenlah bibirmu ke bibirku
agar esok rintihan di jalan itu bergemuruh menunjuk pesisir menjadi kereta terakhir
rindu menyampaikan suluh

; katakatamu di gelas kopi hangat
campuran pagi
membekas menyulut kendi nafsuku
seumpama tali di tiangtiang perahu layar
yang tak gempar di tembusi badai dan topan



menjumpaimu dari rahim senja
gadis madura dengan senyum luka
sesayat birahiku runtuh
saat ciuman bibirmu menyampaikan
seribu warna pelangi di bibirku



madura, 2005




hujan anak garam


keluh yang bernama pujian, sering teringar di antara
senyum manis sekuntum gigimu di halaman rumah garam
menyeka garam jadi hidup
menyulut tembakau jadi cerutu surga
menyukuh asin laut menjadi sembahyang hujan. kitabkitab batu di matamu
menjadi ladang wangi pepadi dan sumur ladang tembikar angin,
berpuluh burung kojuk ihtilam dalam kekarang

namanama tahun menyerupai arau, beberapa kali ombak menampar wajahmu sejauh langit melumpuhu harakat lajar pajangan. sejauh pesisir di hempaskan gelombang ke timuer tanggal ganjil
ke barat petir  menggigil
atau sebuah kata yang lahir perlahan di anjungan takat jala dan mata pancing sekedarnya

yang subuh menginap dalam
taruh kedinginan

jangan lupa saat pulang dahulu; menjemput huruf lelah ke hulu. merapal jam ke taman temu lalu
tempat umur bergemuruh membaca kisah para pendahulu

hujan anak garam
bermainlah tempatmu di pantai, pulang ke rumah sampan berlari menuju doa pujian
di antara rangkakan kumangkumang dan panitan yang
sedang menguatkan pujian ke tanah garam dan tembakau

asin
wangi
sunyi
hilang dan
mati suri




sumenep, 2010



telur ayam


yang bulat putih adalah
senja nafas di teras rumah doa
sebiji airmata bertalung mengencingi almanak biru langit, tetap
tak berdegup nafas pitik yang menetas dari tubuhmu. hingga di atas wajan
dadarmu menjadi kisah para petuah, mengeramkan segala perihal rindu kepada utuh usia

sore hari kokok ayam kampung di atas pohon kanduru sembahyangi dunia.
seakan merajut kecapi api di atas rumbia yang tersedia
melahap genangan celurit
kesunyian di pintu dan gerhana sore hari

pasarpasar penuh dengan dirimu
dengan harga tawar murah seuntai mutiara, terkadang hidup lebih sulit
dari sejengkal kuning yang berlipat ganda pahala
menghidupkan induk yang mengeram dan menjadi surga

atas nama hidup
kau ulurkan tubuhku menjadi bahan lauk di altar restoran dan keramaian kota tempat
hijab para pengembala dosa dan sisa riwayat
anak jalanan atas namamu aku berjalan mencari matahari di ujung namamu

seribu peristiwa telah kau sampaian, saat penetasan pertama
anakanakmu menjadi sejarah.
kau tak tahu berapa jumlah kutukan yang sudah terlahir dari rahimmu

yang bulat putih adalah
hujan malam hari di teras rumahku sedekat musim di ulur ke utara
menunjuk sebuah altar di paras petaranganmu
yang ku bulatkan hingga akhir ceritamu selesai di uraikan;
sepanjang perjalanan ke dunia hanya dalam nafasmu.
betapa aku tak mampu menghitung jutaan cahayamu
yang bertunas seperti rumah doa di belakang rumah
tempat kokok indukmu mendermagakan kapal
dan teratai ke tanah siwalan
padi dan jagung membekah pedang pagi hari
yang ku hisap dari takbir lupa diri

yang bulat putih tetaplah kau disini dan disana
bernama telur ayam bukan ayam telur dalam buku rempah dan sembako taman sajadah




2012



talqin sayur lodeh


; jawa

berkunjung ke kotamu
tanahtanah dengan hujan subur

ladangmu tak pernah kering
dengan dedaun sayur dan palawija

ada sayur lodeh
yang akan bercerita tentang tubuhmu

1/

dengan menyebutmu
nangka muda
campuran kacang panjang terpotong dengan
terong buah

ada yang terselip di antara kental santan
melinjo yang berdaun dan berbiji
mengembara ke dalam
risalah takbiratul ikhram
cintaku kepadamu

lembarlembar daun salam
lengkuas yang di memarkan
menjadi ritual sederhana
sambil menukar senyum istimewa antara
aku dan kau yang bertahayul
di jeram tempe semangit

garam dari tanah garam
gula dari ladang tebu kota cirebon
terakhir dari peristiwa

bumbu halus yang terhunus
cabai merah pedas menunggu leleh keringat
siung bawang merah
dan aroma terasi
hingga akhirnya
sangraian dari teh ketumbar
bertahajud
di tubuh cincangan kencur ala kadarnya

tinggal mentalufsiakan api di atas rentangan panci
hingga matang sempurna dalam jiwa
teraduk

; begitulah ritual lodehmu
yang sampai kini
menjadi kenangan
yang diturunkan nenek moyangku
masa silam kala

sampai tutup usia
sampai tukar senyum itu
menjadi perpisahan antara aku dan kau
yang ku tulis
di subur tanahmu yang memanjang di mataku




bekasi, 2012




kredok


mentimun: hanya saja, panenmu lekang
dari ladang yang subur

kacang panjang segar
terbujur terpotong
yang sedang diam
menunggu perkumpulan
berikhwal bersama taoge
bersendawa di retas piring
terung bulat yang lebih pasrah teriris
menikahi kol
dengan sengatan
khas kencur mencukur
liur dalam jalan linang
yan tak terbatas

aroma sambal kacang
terguyur simponi tentang jiwa
yang berpastu dalam
kuncup lidah rasa

sampai desahan itu
adalah bagian ceritamu
yang terkisah di jumpa kita
saat aku datang ke tanah sundamu
memandang wajahmu dari fateha kredokmu
yang selalu kunikmati
saat syukur itu
melebur dalam tarian ilahi robbi




 Lontong sayur


yang terbungkus pelepah pisang

terpotong dadu
rembulan menjelang
mengisahkan santan dan
pandan yang terguyur
seperti bandang

ada irisan pepaya muda
campuran deru
kacang panjang palawija

begitulah nikmat
yang paling istimewa
sambil menghitung arah
keringat dan desau rasa

kau begitu ku kenal
saat aku tiba ditanah betawi
membuka jendela ke ruang nasib
menyuluhmu
dari batang kemarau

pedas manis kecap di lidah
saat perkenalan pertama
aku begiti jatuh cinta
lontong sayur apa namanya

dari benih padi dan akar kelapa
yang bertasbih dalam balutan syukur
bertabur anugerah
membasuh keluh dan dahaga

lontong sayur
namamu
tak kulupa dalam doa dan tafakur




bekasi.2012






Dendang malam di tubuh hujan


sedekat inikah aku
sebab malam terlanjur waras
mengiamatkan sendu rintik pintu
di kepala hujan

ikanikan menyusun rembulan
di pantai
mengulang detik
sebelum hujan benar datang

gerhana tak nampak
janurjanur nyiur menyimpan buih cahaya
harkat dedaun tumbuh di halaman
beberapa jangkrik
sedang mentalung jantung rumput ke tetanah

dendang malam
di tubuh hujan

melingkar di jalan dan tiang nelayan
sebelum rukyah tabur jala dan kail
bersenyawa membuntingi ikan dan tiram

khotbah angin tetap setia
melamar jejak embun tak setua kemarin

" bainallaili "
ada sunyi
lewat depan kamarku

bau nemor
telaga saji
tentangmu di dermaga
perjumpaan luka dan nanah
juga tembang hujan bunuh diri
diantara putih
dan salji
wa baradi



madura 2012








Sajak sebatang rokok

ataukah memang tetap begini
seperti yang tumbuh di ladang
para petani tembakau di madura
digiling keperaduan diiris tipis
melumpuhi gejolak tubuhku terpanggang

pabrikpabrik didalam kota bersorai
ramai, kedatanganku membuat senyum karyawan
tangannya bergetar memasungku ditimangtimang
aku beradu nasib dengan setubruk cengkeh
yang sedang jatuh cinta padaku

; asapku cerutu campur deru
paruparu jadi busuk
katanya akulah penenangmu-penyakitmu
seribu nyawa dalam setahun melayang kubunuh
namun aku hanya dedaun kering
yang menunggu diasingkan dan
dibiarkan hancur melebur

aku tak tahu jalan pulang
ke tanah yang membesarkanku di madura
tempat suburku menunggu pematang matahari
yang sibuk berlomba menciumi tubuhku
tapi sekarang aku dibakar pelanpelan
terlentang di jalan dan gang
tong sampah, got kontrakan dan mall
penuh potongan tubuhku
meneruskan riwayat
seperti mati suri tak hidup lagi

aku hanya sebatang rokok
dari wangi tembakau olahan nenek moyang dulu kala
sampai sekarang
menyeduh musim dalam kehidupan
memberi hidup dalam kemiskinan
karena aku hanya dedaun tanpa batang perlawanan

menangisi nasib sampai ujug kiamat mendatang
dan menjulang di antara keluh dokter
dan ahli kesehatan
yang tak habis membenciku
sampai kematian itu adalah undangan istimewa

aku hanya sebatang rokok
dari sekumpulan barang mati yang terbuang
yang tak tahu tentang diriku
dan jalan hidup untuk pulang kembali
keperaduan tanah kerapan




madura, 2012 




sekuntum gerhana mati suri dimatamu


jejak itu, melepas aksara
dibalik pintupintu langit sebelum tahiyat malam

curam tajam matamu
begitu lusuh mencari geletar waktu

; dan kau-aku
tetap menunggu sepasang bintang kawin lari
menyebut senja
sebagai rumah pulang kembali

untuk itu
dan kesekian kalinya
jemarimu menelan fateha
dari pembacaan sekuntum
gerhana yang mati suri dimatamu

obituari pertemuan
dibawah pohon jambu
sebelum panen
deras menunda kesunyian deru embun

jejak itu, sungai yang tak pernah kering dari bibirmu
jalan membujur kaku bisu
berderai menyeret potongan ayat tempat
nyala lampu dan sketsa kebisuan

teh di atas meja
berubah putih salju api
kau tertawa renyah pecahkan kaca dan sebatang pohon pepaya buah delima

tetaplah disini
judul musim tak akan berganti
karena setiap pagi itu berkumandang
aku berguru pada kokok ayam
karena itulah rukun
dari perceraian kita malam itu


syof syof semut didinding
begitu lupa dengan tuhannya
kata sudah layu menyerupai lubang hujan diteras rumah

kunangkunang tahajudi batu
batu dari kisah tujuan kereta stasiun pertama

kau turun didekat tubuhku
ihtilam
menyelam disamudera
saat gerhana itu tersenyum manyuntuk
lelehan embun yang sedang mengaji idgom cinta
tadarus airmata




bekasi, 2012










































perempuan yang kusebut dalam doa



seperti hari yang merindukan hujan
sepanjang musim yang terlahir dari matamu

aisyah, kau tahu
minggu kemarin tanggal satu
pelangi kembali menghamili tubuhku
bercecabang ke rumah laut
tempat jumpa kita di taman sare kala itu
mengembalikan masa purba
mengemas bulan ke dalam celana

mungkin kau lupa aisyah.
berapa dalam waktu merapal sendiri
memadamkan bara nafsu
yang kau tuang dalam gelas teh semalam,
lampulampu kota tua padam
rembulan tertidur di bibirmu
semakin larut dan bercahaya

: aku, dan mungkin juga kau aisyah,
perempuan yang kusebut dalam doa
mengeram di mataku
berlarian memanjangi halaqah malam
meruqyah huruf demi huruf namaku
dalam sembilan putaran tasbih cinta
sebagai judul, ketika senja jatuh cinta
pada kering januari

; sampai kecupan musim
berlarut melumpuhi semua luruh
yang kutimang sebelum pernikahan
kembar namamu di balada doa yang
suci, menyambut tilawah deras tulusku
memadu rindu di cela tengadah tanganku
sambil melamar kelenjar senja
untuk kita sebut yang terakhir dari
sebuah kisah klasik memanggil kuncup cinta
disetiap pintu muara melahirkan batang kejora

perempuan yang kusebut dalam doa
menangislah, sebagaimana kau menangisi
kepergianku, atau seutas doa yang terlebur
menanti ajal matahari
sedangkan aku hanya malaikat penyampai
sendu rindu yang tak pernah mati sebelum
nafasku terkubur di antara bibirmu yang delima




sumenep, 2011




kepada bung tomo


dari kampung blauran kota tua
kau terlahir memenggal sejarah
darahmu merah memadamkan senjata
seribu pulau tanah jawa
kau asah jadi bambu runcing
saat kau mulai menyebut
kata merdeka

keringatmu, laut batu kanvas
melukis doa dari denting peluru
yang tak kau takuti muasalnya
dari mata musuh atau senja
di batas kota pahlawan jasa tanpa

bukan lagi tentang namamu
tapi pengorbananmu, bahteta
aroma air mata yang
terus keluar dari suaramu yang
lantang
tak henti ku tafakkurkan di tubuh
bumi pertiwi

kepadamu wahai pahlawanku
tak terbatas hanya ingin memeluk
namun hasrat begitu kental di dada
saat kerinduanku tentang
sebuah putih perjuangan
yang kau suburkan kala itu

hingga kini, riwayatmu
tak mati di makan zaman
di tumbang gelombang
di kafani lautan dan seribu tiupan
badai

dari kampung blauran kota tua
kurangkai nadzam cinta
dari jejak perjuanganmu
yang ku alifkan dari sabang
sampai merauke

sungguh.
rindu.
teduhmu.





bekasi-madura-jakarta-surabaya 2012




pernikahan aeng tase'*


seperti yang pernah aku tahu
dari timur ujung asin rambutmu
sehelai demi helai ku basuh jadi batu

aeng tase' yang mulai layu
anyar jadi kemenyan waktu
gemulai di atas jukong kayu
akar matahari minggu lalu
memudar ke arah pepandan biru
dan pohon santigi yang menjulang
di atas rumbia pepasir
seperti tak mau berhenti dimadu kepiting
dan kumang yang selalu jatuh cinta
pada ruas senja

tak lagi mimpi itu datang
perempuan berkacamata dan
seikat kalung mata elang
ku kirim lewat hujan
tumbuh di ladang ikan pindang
berwajah garam sewangi tembakau
akar pinang nira berkembang
di tanah siwalan

angin barat begitu berarti
sebatang jala mengambang palsu
mencari sedekah angin talak ikan
saban hari subuh jelang
kala kokok ayam sang pejantan
mengibarkan bendera mata terpejam

songkem tolang° di dasar air mata
begitu kental di pekarangan talangan
tempat restu di pulangkan
sejauh arau lahiri ombak dan kekarang

pernikahan aeng tase'
ku balut dalam tarian daun dadak
yang ramai dengan fateha musim

; judul nemor® yang memujur,
tak henti ku sulang
dari ayat tubuh ini
hingga cahaya adalah yang ku nikahi
untuk pertemuan dan perpisahan
yang terlampir di atas perjanjian kita


sungguh.
rindu




madura, 2006


* air laut/pantai
° sujud tulang / sungkem tulang
® kemarau



opera air mata ibu


karena diantara air mata yang
paling suci
hanyalah airmata ibu
yang aku kidungkan dalam tadarus doa





sumenep, 2009



sebait purnama tanah madura


: tanah garam

tanahtanah dengan seribu warna purba
sebagian telah pulang entah.
begitulah cerita dulu dan masa

hingga pagi
tak lagi berarak dengan lembut embun
hingga malam tak lagi
ada wangi tembakau.
pergi mencari petang antara batas kota
yang mencekam
dan stasiun tugu kota tua

sebait purnama hinggap di peraduan musim
sepasang perkutut berbaris menelan
batas orangorang
dengan are' dan landhu' di tangan
menggenggam sepiring harapan
esok garam dan tembakau
bercahaya dalam doanya

: tanah siwalan

tanah basah
campuran keringat dan air mata

sering datang dan kembali
iringan nyanyian siwalan tanah merdeka
saat purnama enggan tiba
atau wangi nira telah matang jadi gula

doa telanjang di mata malam
dzikir mengalir di dermaga
saat pajangan adalah beta
lautmu darah
lautmu air mata

sebait purnama tanah madura
tahukah engkau tuhan
; asin garam
wangi tembakau
dzikir daun siwalan

mati suri dalam doa





madura,2008



pada gelombang


: nelayan di madura


sungguh ini adalah ucap syukur
saat pertaruhan nafas
adalah kiblatku memulung keringat

o, tuhan
katamu dalam taburan jala
saat gelombang adalah sahabat
saat badai bukan lagi kematian
dan ikanikan tetap pada riwayatmu
: menceritakan semua keluh
membuka pintupintu ombak
merakaatkan samudera
pada tubuhmu hingga bau permata

hanya pada gelombang
katamu dalam perjalanan menuju arungan
belasan alifNya kau asah di ujung muara
tempat kita berkisah
saat ikan teri dan kandibasmu tertimbang
menukar senyum istimewa

belum saatnya
esok lagi kau masih menyetubuhi kekarang
menelan sembahyang angin
yang kau timang jadi arang


doadoa kau tabur
saat anak-istrimu menunggu
bukan lagi tentang selembar rupiah yang mereka tunggu namun,
selamatmu adalah kado terindah yang mereka tunu jadi debu.
menjadi perihal
sekuntum bibirmu masih mau beradu
dalam hitungan kata
dan dzikir saat gerhana tanggal satu
bulan lalu

kau lihat
tanah dan pasir yang putih
sempat kau panggil rumah berpulang
di tetes waktu di ambang batu

; jangan ragu nelayanku

pergilah dengan bulat
pulangkah dengan bulat
jika gelombang masih jahat
sebut nama tuhanmu
jika badai masih hianat
tengadahkan tanganmu dengan
basmalah yang tertulis di wajah hujan

pada gelombang
hanya pada gelombang
judul tetes keringarmu menjadi lafadz
yang di istirahkan ikan pada pesisir
tempat masa kecil dulu
kumang bermain petak umpet dengan tubuhmu

sampai disini
semoga kau tahu
aku mencintaimu sepanjang masa
mengenangmu sepanjang usia





bekasi, 2012




cahaya dari kereta matamu


: A.mustofa bisri


bukan cahaya
kalau gunna di halanan puisimu
tak kunjung terbit melepas ruh

kidungkidung nyanyianmu
mulai terulur di kertaskertas basah
sebeludru awan tetap pada setia angin
menyubuh sebelum sekuntum pagi
benarbenar jatuh cinta pada fajar

bukanlah cahaya
bila tak kusebut kau dalam bait puisiku
jumpalitan di dinding kulitku,
kulihat bajumu terbuat dari sutra
entah bagaimana ?
kau lahir dari kata
dibesarkan syair
dicumbui retas malam

bukanlah cahaya
bila puisimu terlalu sulit kulupa
gerimisnya ke rahim kereta
antara jakarta ke rembang
berkarat ke tepian kota
tempat anakanak menangisi tubuh ibunya yang sekarat di tembak peluru para serdadu

bukanlah cahaya
bila dari januari
kau tumbuhkan bunga

kau tumpahkan aksara
memajaskan sujud tetanahmu

kau berkata
" singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu "

ke tanah tempat ibu bapakmu lahir
dan tempat kau akan kembali ke muasal

bukanlah cahaya
bila sebiji puisimu
tak sampai surga
atau laut tanah jawa

aku
lalu berfikir
kaulah cahaya itu
waktu bersama di antara
bismillahmu menebas kuasa




bekasu, 2012
























Senin, 14 Mei 2012

puisi pendekku

BENDERA


kau bergantung menjemur diri
tersenyum berkibar dalam tari
sebagai wasiat para pahlawan
tentang pertanda penghormatan
merah putih warna bajumu
tulang darah bersama pilu
deras melaju menuju pintu
kemerdekaan berjalan satu
aku termangu bersenda ingatan
menarik sejarah sudut pematangan
mengibarkanmu di tiang tertinggi
dari aceh ke papua nugini
selaras hati dalam nusantara
menyatukan adat yang berbeda
merayakan hari kemerdekaan
merasakan beta yang bertuan
pesanmu kutanak dalam derai
agar tak risau bersama menyemai
keagungan indonesia raya
di haribaan tuhan yang kaya raya




sumenep.blok c .mathali'ul anwar 2004


MADURA

 oleh Yadi Alfateh

Dalam madura raja sakera
biru dan berakar tembakau kira
merenung diam di pesisir pantai
disisi asta jokotole teratai

mana asin putih garam
ditimang sejarah yang berpuram
pada sudut kampung tetua
berpesta panen alhamdulilla

olle olle lagu gelombang
nelayan tasik main umpetan petang
nyanyi arus dibatang angin
tersenyum kembali menahan dingin

kampung ini memang sejarah
kerapan sebagai tanda pencurah
bahwa kita masih bersuara
dalam derai lagu yang tersisa



gili genting-gili raja ,2005



 Angin laut


menelusur di nadzam tubuh
melambai ke penjuru subuh
dalam kesepian jiwa alastu
merumpun ke tepian cerutu

lalu deras angin menyingsing
telaga mengering memiring
waktu melata terbata
melanjutkan cerita orang beta

berderaiderai selaput laut
melumpuhi sekotak arwah
melenggang pasrah berdenyut
di kangkangan layang tempurah

nelayan memberi makan ikan
dengan harga kematian jiwa
gelombang lepas angin siakan
selaksa arus daun peristiwa

dalam karang menyepi jua
melantunkan sajak angin
daun nyiur melepas tua
desau tanah pusar beringin

angin laut angin darat
tepat pulang ke pelakat
hikayat tun jaina
sampai olle ollang faintunna

dari tubuh pulang merumput
pulang membawa daun salak
jangan bersedih si pelaut
angin laut tetap bertalak




ragang ,2008



kepada guruku


: KH. Abu suyuf ibnu abdillah


kau ajarkan
segala nadzam ilmu

kau didik aku
dengan kitab aqidah semesta
tentang hidup
mencari jalan surga

walau aku
belum pantas mencium segala.
tapi disini airmata doa
selalu ku ukir untukmu

agar kau tahu
alifmu adalah sampan di perjalananku



mathali',2005

; jam 2 malam kurindukan dirimu di bilik bantalku


: bunda zakiya


hanya doamu.

yang kulipat di tubuhku

menjadi cahaya
menjadi pintu surga

mencari ridho dariNYa


; tak ada batas
dan dimakan usia




sumenep,pangarangan 2008


kota mati di belakang matamu
: nf

dengan menyebut nama malam
ku temukan kota mati di belakang matamu

: lalu sunyi sedang melahirkan seribu airmata ,dan

tubuhmu ku lumuri gelombang
yang panjang di hatiku

_


pangarangan, 2007


semut


; wakil rakyat

mereka adalah perajurit kecil
yang setiap hari mencari makan dan saling berbagi

tak ada keluh
atau saling mencaci dan menjatuhkan

disetiap detik
bersalaman mengeratkan silaturrahmi tanpa korupsi dan merenggt kebebasan

tapi disini
semut malu jadi hewan indonesia



2008, yas'a


ikan


lahir dari asin laut
insang nafas.

hidup memang sebatas kun fayakun
melafal huruf kematian

dipancing buat lauk
bila tinggal belulang
kucingpun jadi yang terakhir menytbuhimu

tak ada yang tahu
bahwa dia benar tahu

: hidup manusia penuh keserakahan dan tak tahu malu



madura,2008 

talqin cinta


; asrul sani


kau lahir di tanah rao
mantera yang kau sebut
tertanam di belantara dunia
menjadi cahaya
tempat ombak menanak matahari

pertemuan kita.
bukan lagi kata
atau sekedar penafsir mimpi
namun aku padamu
adalah anak yang selalu menangis mengingatmu


dengan doa
dengan talqin cinta


2005



tentang doa


: armijn pane

ku suling kata.
tetap wajahmu yang menulis khatulistiwa

dermaga tempat pelayaran puisimu
kutimang hingga ampas gelombang
lirih bersama angin

kubaca iftitah rindu
sebelum kau lepas ruh
di tiang bendera indonesiku



jakarta pusat,2011 

m a t a _ m a t a h u j a n


turun menghunus parang
debu jadi air
air berpendar gersang
fateha runtuhi bulir

berlari di penjuru pohon
dedaun istinjak basah
gendam hati memohon
agar banjir tak meresah kesah

tusuk awan kelenjar
himne lagu halilintar
lahir dari rahim pintu tuhan
menuntas di insang para nelayan

runtuh .
runtuh.


madura,2006

fragmen tidur


jurus mimpi kutabur
berserakan di tangkai malam
doa terus ku ulur
didekat bantal dan ujung pualam
pada dalam khayal luka
mengangakan detak
berhenti lalu terbuka
serentak dalam geletak

butir deru nafas
ruh pergi dari tubuh
menemui kekasih atas
lalu hinggap di palung subuh




madura,2008


Bangun Tidur


ruh kembali pada tubuh
berpelukan di sudut peluh

mata sepat menjamu gemuruh
lemas bercampur pupuh

jurus darah terus beralir ke dalam nadi
mencari buntalan sunyi untuk hamdi

lelah terasa terobati
berpendar mengikuti belati
cuma satu yang pasti
kita belum mau mati

bangun tidur
dunia seperti cucur



madura,2006



di curam malam


di curam malam
hati ini menentram

sungguh telanjang
menerpa pejam ranjang
pada embun sungsang
menerjang gelombang

aku terpana di teras
memandang bulan selaras
bersama jurus berparas
berpesta suara adzan mengeras

lalu aku
bila waktunya
sampai di batas merdeka
bertubuh merana
satu berujung gerhana



madura,2006



ketika sakit


ketika sakit .
apa yang kita bisa ,

seakan ajal mengancam dari teras rumah

ketika sakit .
apa rasanya nasi di atas piring berlauk sop buntut ,
pahit di ujung lidah mati rasa

ketika sakit .
apa yang kita tunggu
hanya kematian mencari arah

ketika sakit.itulah cinta tuhan pada kita 



bekasi,2010



Di pematang khotbah alismu


utia ,lekas kemari__

di pematang khotbah alismu
ku temukan hujan mencari suami


2012 ,batang-batang sumenep


CATUR


ada kotak hitam_putih
jalan hidup manusia

sekali kun fayakun

; skak mati


2012 , bekasi


Kalkulator


hanya menghitung waktu
berdansa menunggu ajal

; kita akan sampai
bertemu dengan kematian
yang setia bertamu di tubuh ini


2012



Alastu angin


dan ,
aku

lalu doa yang berselendang

matamu ,
pelangi di sayap senja
berlihai manja menyulut rindu

lalu
kau

retinaku bergambar wajahmu

pecahan gerimis
membuncahkan asmara
yang ku sebut kangen

di setiap aku
melihatmu di dermaga tak berembun sunyi


2012,sumenep


Biarlah aku menangis
                        : N

biarlah akau menangis
lalu mengeja arah
di mana aku harus pulang
                      dengan mengantarmu  ; rembulan
                      paras sunyi melintang
                      rok minimu jalang
                      di terpa angin lalu hilang ingatan,

biarlah aku menangis
                         dengan airmata hujan
                         di selangkanganmu bermalam


2012,kamar kita



doa setubuh 1

dan lagi terus berakar
warnawarnalangit beterbangan
juga warna rambutmu kecoklatan
liar menahan perih ,

           di tebing kamar hotel
           seperti aku kembali
           menulis doa setubuh
                                     di wajahmu


tanpa nafas ,
dan menjadi angin

2012,kamar kita


doa setubuh 2

bayangmu hanya segitiga
dengan rusuk empat dimensi di mataku
berlarian melamar perkasa_

aduhai ,,.kau yang menindih tubuhku
ada yang berlinang tanpa permisi


2012 ,kamar kita


doa setubuh 3

dan lagi terus gemetar ,
purnama mabuk bintang ,

                                 ada arak ,di gelas kelaminmu
                                 tumpah menghitung anak ,


2012,kamar kita




selingkuh sepi

kau yang berwajah kelam -
panen rindu-sejak kemarin
jurus airmata di rimbunan bungabunga

; persembahanku kepadamu
  yang menyebut sepi ,
sebagai kepalsuan diriku

lembarlembar tubuhmu ,
kau lipat di antara bebatu_
lagu kerrong ku tautkan
pada cangkem putihmu
agar taresna yang ku usung
saban hari di dadamu
sampai karam berkecambah arus

; tapi kini , kau hanyalah selingkuh sepi
yang kulihat menjerat bulan sebagai lakilaki
kerinduanmu



2012 , marunda, kala rindu itu hilang



Bulan sabit 1 ; usia matahari

tetap tak ku pandang
       _tak selesai di rangkai
bulan sbait di kalungmu
       _karena usia matahari
adalah matamu berkuluit emas



jakarta,2011


Bulan sabit 2 ; rakaat subuh

ufuk timur yang semburat
mulai mengenalkanku pada setia malam

yang selalu menina bobokanmu , setiap
kali kau mijnta tidur di ranjang sabit

akankah kau pahami ,
rujak diam yang ku masak
jadi rakaat subuh
di pipimu

liukan pertama kau akan bertemu
dengan dua laut

yang di dalamnya hidup empat pulau
yang tak pernah sabit setahun penuh


liukan kedua , jangan dulu mundur atau melangkah
sebab , setiap mundur ataupun langkahmu

ada sepasang semut yang terinjak__

mereka penganten baru
yang merakaatkan subuh
di sembab malam

di tikungan ketiga , taburkan
airmatamu biar tumbuh sehelai pohon hujan

yang akan menyirami subur halaman tubuhmu
saat gigil tak lagi menjual hangatnya

                                         ; di rerimbun bara api



jakarta,2011









Selasa, 08 Mei 2012

puisi maduraku

salendang taresna

Ro'om tase' bhiru
aburu juko' nyallam e lanjang obu'na dika
nyallam e sagara .alajar kom komanna

duh...,dimma se esareya
bhulan elang e keco' dalko'
ngabbar e kalemonganna ojan
ngabias bulu kole'
ngattar talebat pasra e kencop
daunna sere aora' tonggal

e raba'anna batokonco'na barto
calemot pattang araga sokma
taresna ampon tasongkor
alabun sareangnga mata bula

toju' maraddin songkam pagulina
alea' leo' pola tenngkana dika.
maguli ate se nangale kobassa
rassa tapalko' jaran gujangnga

naman arta' tae lala'na
cangkamma dika bulan pornama
se atoles barna harkat bilagunna
matanyang panabbussa bhula
agiba pelka' ngenom pellona dika

asalendang taresna .
asanding e attas sodagga bulan nyongsang
se bada e amperra matana dika

; bakto malam mimpena



geddugan giligenteng ,2012


ngal bangal mardha


Caloret ampon e gangse
tajam a gilap pote

sarkawi ngantos e babana accem
nyaba balas nyaba.

dhara balas dhara.

nyaba tadha' kaballina
kobasan settong se ecepta

gunong tenggi e lebati
tase' omba' e lajari

e labang saketeng
bapa'-babu' apassan salamat
tengateya dalam ataro nyaba
melleng sakoni' dhara kaloar mardha

marhabi ampon dhatang.
caloretda ta' kala tajam
agilap kelap matogal raga

kare se ngadduwa elmo
sangkolanna kae tor juju'
se atapa e guwa guwa kona
lamba' dimen se kalonta

sarkawi matana mera
marhabi matana mngara
ngadap ajal nyabut caloret
asapo' mantra maronto ate

' tatta' bula ,sare bu'lambu'na '

sarkawi nangtang sambi ngael pena'an
aba'na se siap mate akare sakte

caloret ampon e gangse
tajam aguilap pote

tape marhabi ngal bangal mardha
mole alambay a tabbus malo

nyo'on sapora ka se kobasa
alako congka' ka tatanggaa

e labang saketeng barna mera
sarkawi sem mesem
alo'or tasbi , metong omor

ka agunganna se kobasa settong se ecepta



bangkalan-songannep 2012



agangan maronggi


maronggi se tombu ebudina bangko
labba' dhaun maocet ngodana ngabhiru.

e labang dapor ,bula ngabas ebu
ngoca' palappa ganna' ,abugal raga
nyarrat e dalam cobi' se asabung
kalaban cak kocek bato

gala se lanjang nyojju bunggar
se ngabhiru

" kala' da ngodana , buang wa towana '
passanna ebu dimen kalonta


e attas tomang .
eang naglkal naraka

maronggi pon epesa
dahri ranca' konco' bunggal daunna

jail nyapcap .
elong arassa tapalko'

nyeom ro'om palappa se ngarassap
ka ragana daun se molae e cabbur
ka naglkalla aeng dalam banji
attas tomang

dalam pereng .
nase' jagung
juko' karrengnga kenduy
abaris nagntos pamanjung

ebu mesem
bula mesem

ojan pello pon darras
dari pepe sampe' dhai

jila parrang kalaban bibir
se ngattar ka potena gigi

tabu' a dikker
tanda nikmat kobassana
dari se kobasa pangeranna risgi

agangan maronggi.
sangkolanna nyae tor kae
juju' tor bungso
se ampon ngantos e labang soarga



ragang ,geddugan gili genteng -jekarta 2012



ketab aeng mata

aba' ampon posang
aeng mata se gaggar
dhari molka' matana dika

bulan garring aguring nemor
e tampo'na ojan agarrus kakerrongan

bibir bula se saleng nyeom manis madduna
gaggarra rese' campor dhara
ta' tega ngabas dika nyelle' andang
manggar ate e mangkang aeng tase'

sanonnto ,pelka' jila mapelko'
lajar tolang se abantal sagara

ketab aeng mata e baca dika
e dhalam sarong abade' lasem

aba' ampon jarnang
aeng matana dika
terros malanjang taneyan pote tolang
nyombar ka pagar nangka ngoda
nyelbi'
akanta tase' e seba'
tonggat mosa

ketab aeng mata
magga' tale kotangnga dika
nyombar sokma buwa dalima

bila bhula nongko' e bibirra dika
ondam solap-are ngoncar kelap
alonca' mano' gatti' macoet bangalla bhula
natta' -nyanggarram alessa dika

buja se accen -gula se manes
ta' magujang niat bhula
makabin tera'na robana dika
kalaban mesemma bhula se talebat mera

e konco'na madura
caloret e gangse tajam

magaltong ketab aeng mata
e pepena dika
se e are' ebung embumganna bulan takepe'



bekasi-jakarta 2012


bhila nyaba ampon dapa' anggan dhada

Bhila nyaba ampon dapa' anggan dhada
rassa sake' kasta ban roga

kabbi taretan-poto e olo' ka meja
a sanding tangis ampon tada'a

na'poto ampon pada akompol
saleng rebbu' agabay pamekol-paesan
saleng pandang ato'or malate-bang pandan
ro'om minnyan asalabung ngastete

bhila nyaba ampon dapa' anggan dhada
abantal carreng se bada e kopeng
malaikat katon e ada'na mata
raga nyongsang lebat sokma leng ngaleng

" kun fayakun "

asalpat nyaba ,abunggam dhada
mole abali ka guste kobasana

duh..., na' poto
passan galla' ja' kaloppae
sambajang -poasana se e molae
paganna' onggu daddiya panyare
kasannangan pagi' aheradda

dhuli pas giba .
ja' ta' santa' mekol bula
ngabasa ponakan tor manto

ajilada tambang yesin
se ebaca e olo bakto
nyo'ona tobat se tada' padha
akare kasta on-laon ganja

bhila nyaba ampon dapa' anggan dhada

" inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun "

dhari tana abali ka tana
asambung ka pangeranna


ghili -genteng-jekarta-bekkasi,2012



gaggarra aeng socana ebu


Tada' panabbus raga
se labbi molja tor raja
monggu dha' ka bula

salaen panyo'on salamat
sarang ,
gaggarra aeng socana ebu



garbato-pangarangan-garbato-jekarta ,2012



asaka' etana buja-bhako


Nyelbi' -mocet dalam raga
tana se lanjang dhari makkasan kantos songannep
magannap ate se callap karrong
kalaban ro'omma bhako-acaenna buja

madura ,sangkolanna juju' tor bungso
se lamba' dhimen alaban panas tor ojan
kaangguy ana' poto se nabang bakto
akalambi pelka' abantal pello

asaka' e tana bhako-buja
ate bula posang naylengsang
karrong bakto molong bhako
agaluy potena buja
apolong sarang ebu -tatangga

e babana mata galla' kalaban bhunga
rembi' e dhada bula
aranca' ka bunggarra soko
se ajalan asanding kejung baba bulan

careta ampon e karang
dhari tajam are' tor landu' -nanggalana

se alabun compadda are e gar bara'
alambay  ,naman ojan tombu buja
naman bigi tombu bhako

esto dha' jang ebu e tana madura


2012 ,songgannep-akkasan-sorobaja-bakkasi



palappa ganna'


E attas carakenan
atompo' jai-konye'
katombar se akabin kalaban komire

cobi' ngobal agaluy jila
ca' koca' ngamo' ngancor jail
abasto pallapa daddi baddi alos

palappa ganna' lakar daddi pamaste
ebu se akanca dhapor
alaban abbul-asapo' apoi
agabay tagguli-kowa maronggi
juko' darri accen paddis
a sela cabbi lete' pello se  a gili

jambar ate bakto bulan poasa
dapa' bakto ka abuka
e attas meja abarna barna
nagntos adzan kaburuna

paggun palappa ganna'
se daddi pamekol kabbianna
dhari bunggar sampe' konco'na
ngalkkal langge' -abandam sokkor


songannap-tanjung ,2012



kaleppon ceddot


E tana madura ,
anga' callap macem jajanan
agili magujang garammas rassa

bhila teppong ampon e gula'
kalaban aeng dhaun pandanna
ta' kaloppae aeng kapor sere
se atampor kalaban accen bujana

tamba aeng ni' sakoni'
bannya' talabat korang samporna
dhuli gula' sampe' camporan
bisa e gabay -nyobar ka bunga'an

kala' ngangguy tesi
monggu pabungkol
cole' esse'e kalaban gula mera
se ampon ngara
pas pabungko; pole sambi ngastete dhari ate

kalla dalam aeng se ngalkal
sampe' ngambang agambang ka nge' langge'an
angka' sareng pa karreng

duh...,,aling gulingan
e parodda nyeor mgoda

saba' e attas pereng
daunna  gaddang
garrungan ampon ngarassa
abunto' lapar -a takbir kannyang

kalappon caddot
daddi pangobal aher
monyena tabu'
annyat bhila e kekke'

gilina jail e morka'na jila



2012 ,jekarta-bekkasi-gili genteng-bekkasi


Nyèllo' Mardìka

Monggìng bàrà' tana lonta

maparjùgà pananggàlàn mera

nyontàp e komkomanna dàun tareta

nyapcap kalonta careta
enagàra nyèllo' mardìka

.

tappor kelap asompa'a

ngèlla jàman se pon kasta

bànneng ate kantos taresna

settong tojjuàn asapo' panyo'on ponca mera

.

nyèllo' mardìka ka sodà' teang

pon ekarassa pan saponapan careta

se e anggìt dàri mera pote mandìrà

ales ebù kartini tombu dàri sokma are

.

duh...bàpa' ebù bàkkel kaulà

saebu pangaràp e ate bulà

aeng mata se gàggàr e palepor mora

nandà'àgì jùjùr bàkte panèrros bàngsa

.

nyello' mardìka

ojàn nemor se pon aduri cokka

compèt e bàrà' nemor kara




jàkarta_songennep 2011



E socana ebù

ebù ,

sengko' acareta'a ,__

acareta'a andàng
e matana ba'na


; bùlàn takepe' _ reajà kona

pappa'an sere se a ora' settong
nyombàr ka talkana tèkèr pandàn

se e anggi' bàkto pornama malàm

nyèlle' koto e sagàrà laggù


ebù ,

ajja' kobàter

omorra tase'
e mesèmma bà'na

e sempànna e lampattà
tang bintangan bàn sesse'na
juko' pendàng


agàlbù' e orap
kalabàn gùlà cobbù'

; sanonto ampon rampong , ebù

pan saponapan careta
maksa mardìka

malontor morkana bàngsa
kalabàn panyo'on robàna bà'na

bìnàrràng e kole'na buàna koddù' ngodà


ebù ,

lalampanna bà'na
se rattìn robàna

e taburi kàmbàng taresna
nyongsàp pas e bìgìna langsàp

; pettong kale
male' jànor e taneyan

lanjàng ka palabbùànna
aeng matana bà'na , ebu


ngabàs ka olona obù'na bà'na
pote se abàrnae kobàterra abà'

nyo'on saebu dùàna

mangkatà a gàntonga elmo
e capcappà pellona are

se nalar e konco'na kolare
re lere




jàkarta , 2011



Sakolellana Ojàn



Moncar dàri sagàrà

lampattà nyongsàp
e morka'na panemor kona

pàbbàr pànjung
kàmbàng tanjùng room buànà

re lere e konco'na kolare
ngarèmmes talkana abà'

nyelbì' agàlbì' pas rèmbi'
ka moara langngè'

sakolellana ojàn pon e bitong

ngolbu' ngagàràn e kotta kotta

kasohor poncana agàluy ka sonarra
se ra mera

tonggàna langngè' e talàbbùr

masodà' sokmana aros se loros
bàccana lorong sakètèng a cèllot gàlmot

lecen pas accen ka jàmbàrrà ate

se loor e nemor kara




jàkarta . 2011



Tanah buja e kampong loka

 
 
 
tera' bhulan e gaggarra nyeyor bhuru'
agandu' lalampanna para patoah
Dhari sokma ka barnana andang e palappa ganna'
Nyonglet etabuyyi mennyan__

Duh...ebu-
Tanah loka e kerreng-kerrong kampong loka
Bara' dajana girpapas ka asta tenggi,,
Jambar e toap apoi
Asanding sokma
Agellu' pornama

Senga',tase' gi' bhiru
Etoorra juko' pendang
Epaessa buwana pace
Se asesse' e sagara kona

Leppet pas tetep,
E dajana pasar sattoan
ja' kobater
Nase' koneng e pellona dika,
Ta' asat kantos pettong toronan
Ajalling omba' nemor e sokona
(gai' bintang ale' gaggar bhulan)
Nyelbi' dhalam dhada
Ngagareskes apajung loka omor
Noro' bunte'
E lajar angen
E babbar kasta

Buja se accen,,
Maksa binarangnga aba'
Ngantos ngodana bhulan

Bila pon epanyongsang__
Tale papasten e lebuni koros ate
e calemodda malam se pas ngerrem e janggang nafsona bula
Se rangngo' e tolesi aeng mata kona

Tanah buja e kampong loka,
Kare se maksa'a landu',
Se mapotea dhara
Se la daddi marda..,

E buana tales se ngoda
Bula mogar tase' ka tangessa se mataremtem ate se nangis e samalam pentheng,_,



Jhakarta,2010