Senin, 14 Mei 2012

puisi pendekku

BENDERA


kau bergantung menjemur diri
tersenyum berkibar dalam tari
sebagai wasiat para pahlawan
tentang pertanda penghormatan
merah putih warna bajumu
tulang darah bersama pilu
deras melaju menuju pintu
kemerdekaan berjalan satu
aku termangu bersenda ingatan
menarik sejarah sudut pematangan
mengibarkanmu di tiang tertinggi
dari aceh ke papua nugini
selaras hati dalam nusantara
menyatukan adat yang berbeda
merayakan hari kemerdekaan
merasakan beta yang bertuan
pesanmu kutanak dalam derai
agar tak risau bersama menyemai
keagungan indonesia raya
di haribaan tuhan yang kaya raya




sumenep.blok c .mathali'ul anwar 2004


MADURA

 oleh Yadi Alfateh

Dalam madura raja sakera
biru dan berakar tembakau kira
merenung diam di pesisir pantai
disisi asta jokotole teratai

mana asin putih garam
ditimang sejarah yang berpuram
pada sudut kampung tetua
berpesta panen alhamdulilla

olle olle lagu gelombang
nelayan tasik main umpetan petang
nyanyi arus dibatang angin
tersenyum kembali menahan dingin

kampung ini memang sejarah
kerapan sebagai tanda pencurah
bahwa kita masih bersuara
dalam derai lagu yang tersisa



gili genting-gili raja ,2005



 Angin laut


menelusur di nadzam tubuh
melambai ke penjuru subuh
dalam kesepian jiwa alastu
merumpun ke tepian cerutu

lalu deras angin menyingsing
telaga mengering memiring
waktu melata terbata
melanjutkan cerita orang beta

berderaiderai selaput laut
melumpuhi sekotak arwah
melenggang pasrah berdenyut
di kangkangan layang tempurah

nelayan memberi makan ikan
dengan harga kematian jiwa
gelombang lepas angin siakan
selaksa arus daun peristiwa

dalam karang menyepi jua
melantunkan sajak angin
daun nyiur melepas tua
desau tanah pusar beringin

angin laut angin darat
tepat pulang ke pelakat
hikayat tun jaina
sampai olle ollang faintunna

dari tubuh pulang merumput
pulang membawa daun salak
jangan bersedih si pelaut
angin laut tetap bertalak




ragang ,2008



kepada guruku


: KH. Abu suyuf ibnu abdillah


kau ajarkan
segala nadzam ilmu

kau didik aku
dengan kitab aqidah semesta
tentang hidup
mencari jalan surga

walau aku
belum pantas mencium segala.
tapi disini airmata doa
selalu ku ukir untukmu

agar kau tahu
alifmu adalah sampan di perjalananku



mathali',2005

; jam 2 malam kurindukan dirimu di bilik bantalku


: bunda zakiya


hanya doamu.

yang kulipat di tubuhku

menjadi cahaya
menjadi pintu surga

mencari ridho dariNYa


; tak ada batas
dan dimakan usia




sumenep,pangarangan 2008


kota mati di belakang matamu
: nf

dengan menyebut nama malam
ku temukan kota mati di belakang matamu

: lalu sunyi sedang melahirkan seribu airmata ,dan

tubuhmu ku lumuri gelombang
yang panjang di hatiku

_


pangarangan, 2007


semut


; wakil rakyat

mereka adalah perajurit kecil
yang setiap hari mencari makan dan saling berbagi

tak ada keluh
atau saling mencaci dan menjatuhkan

disetiap detik
bersalaman mengeratkan silaturrahmi tanpa korupsi dan merenggt kebebasan

tapi disini
semut malu jadi hewan indonesia



2008, yas'a


ikan


lahir dari asin laut
insang nafas.

hidup memang sebatas kun fayakun
melafal huruf kematian

dipancing buat lauk
bila tinggal belulang
kucingpun jadi yang terakhir menytbuhimu

tak ada yang tahu
bahwa dia benar tahu

: hidup manusia penuh keserakahan dan tak tahu malu



madura,2008 

talqin cinta


; asrul sani


kau lahir di tanah rao
mantera yang kau sebut
tertanam di belantara dunia
menjadi cahaya
tempat ombak menanak matahari

pertemuan kita.
bukan lagi kata
atau sekedar penafsir mimpi
namun aku padamu
adalah anak yang selalu menangis mengingatmu


dengan doa
dengan talqin cinta


2005



tentang doa


: armijn pane

ku suling kata.
tetap wajahmu yang menulis khatulistiwa

dermaga tempat pelayaran puisimu
kutimang hingga ampas gelombang
lirih bersama angin

kubaca iftitah rindu
sebelum kau lepas ruh
di tiang bendera indonesiku



jakarta pusat,2011 

m a t a _ m a t a h u j a n


turun menghunus parang
debu jadi air
air berpendar gersang
fateha runtuhi bulir

berlari di penjuru pohon
dedaun istinjak basah
gendam hati memohon
agar banjir tak meresah kesah

tusuk awan kelenjar
himne lagu halilintar
lahir dari rahim pintu tuhan
menuntas di insang para nelayan

runtuh .
runtuh.


madura,2006

fragmen tidur


jurus mimpi kutabur
berserakan di tangkai malam
doa terus ku ulur
didekat bantal dan ujung pualam
pada dalam khayal luka
mengangakan detak
berhenti lalu terbuka
serentak dalam geletak

butir deru nafas
ruh pergi dari tubuh
menemui kekasih atas
lalu hinggap di palung subuh




madura,2008


Bangun Tidur


ruh kembali pada tubuh
berpelukan di sudut peluh

mata sepat menjamu gemuruh
lemas bercampur pupuh

jurus darah terus beralir ke dalam nadi
mencari buntalan sunyi untuk hamdi

lelah terasa terobati
berpendar mengikuti belati
cuma satu yang pasti
kita belum mau mati

bangun tidur
dunia seperti cucur



madura,2006



di curam malam


di curam malam
hati ini menentram

sungguh telanjang
menerpa pejam ranjang
pada embun sungsang
menerjang gelombang

aku terpana di teras
memandang bulan selaras
bersama jurus berparas
berpesta suara adzan mengeras

lalu aku
bila waktunya
sampai di batas merdeka
bertubuh merana
satu berujung gerhana



madura,2006



ketika sakit


ketika sakit .
apa yang kita bisa ,

seakan ajal mengancam dari teras rumah

ketika sakit .
apa rasanya nasi di atas piring berlauk sop buntut ,
pahit di ujung lidah mati rasa

ketika sakit .
apa yang kita tunggu
hanya kematian mencari arah

ketika sakit.itulah cinta tuhan pada kita 



bekasi,2010



Di pematang khotbah alismu


utia ,lekas kemari__

di pematang khotbah alismu
ku temukan hujan mencari suami


2012 ,batang-batang sumenep


CATUR


ada kotak hitam_putih
jalan hidup manusia

sekali kun fayakun

; skak mati


2012 , bekasi


Kalkulator


hanya menghitung waktu
berdansa menunggu ajal

; kita akan sampai
bertemu dengan kematian
yang setia bertamu di tubuh ini


2012



Alastu angin


dan ,
aku

lalu doa yang berselendang

matamu ,
pelangi di sayap senja
berlihai manja menyulut rindu

lalu
kau

retinaku bergambar wajahmu

pecahan gerimis
membuncahkan asmara
yang ku sebut kangen

di setiap aku
melihatmu di dermaga tak berembun sunyi


2012,sumenep


Biarlah aku menangis
                        : N

biarlah akau menangis
lalu mengeja arah
di mana aku harus pulang
                      dengan mengantarmu  ; rembulan
                      paras sunyi melintang
                      rok minimu jalang
                      di terpa angin lalu hilang ingatan,

biarlah aku menangis
                         dengan airmata hujan
                         di selangkanganmu bermalam


2012,kamar kita



doa setubuh 1

dan lagi terus berakar
warnawarnalangit beterbangan
juga warna rambutmu kecoklatan
liar menahan perih ,

           di tebing kamar hotel
           seperti aku kembali
           menulis doa setubuh
                                     di wajahmu


tanpa nafas ,
dan menjadi angin

2012,kamar kita


doa setubuh 2

bayangmu hanya segitiga
dengan rusuk empat dimensi di mataku
berlarian melamar perkasa_

aduhai ,,.kau yang menindih tubuhku
ada yang berlinang tanpa permisi


2012 ,kamar kita


doa setubuh 3

dan lagi terus gemetar ,
purnama mabuk bintang ,

                                 ada arak ,di gelas kelaminmu
                                 tumpah menghitung anak ,


2012,kamar kita




selingkuh sepi

kau yang berwajah kelam -
panen rindu-sejak kemarin
jurus airmata di rimbunan bungabunga

; persembahanku kepadamu
  yang menyebut sepi ,
sebagai kepalsuan diriku

lembarlembar tubuhmu ,
kau lipat di antara bebatu_
lagu kerrong ku tautkan
pada cangkem putihmu
agar taresna yang ku usung
saban hari di dadamu
sampai karam berkecambah arus

; tapi kini , kau hanyalah selingkuh sepi
yang kulihat menjerat bulan sebagai lakilaki
kerinduanmu



2012 , marunda, kala rindu itu hilang



Bulan sabit 1 ; usia matahari

tetap tak ku pandang
       _tak selesai di rangkai
bulan sbait di kalungmu
       _karena usia matahari
adalah matamu berkuluit emas



jakarta,2011


Bulan sabit 2 ; rakaat subuh

ufuk timur yang semburat
mulai mengenalkanku pada setia malam

yang selalu menina bobokanmu , setiap
kali kau mijnta tidur di ranjang sabit

akankah kau pahami ,
rujak diam yang ku masak
jadi rakaat subuh
di pipimu

liukan pertama kau akan bertemu
dengan dua laut

yang di dalamnya hidup empat pulau
yang tak pernah sabit setahun penuh


liukan kedua , jangan dulu mundur atau melangkah
sebab , setiap mundur ataupun langkahmu

ada sepasang semut yang terinjak__

mereka penganten baru
yang merakaatkan subuh
di sembab malam

di tikungan ketiga , taburkan
airmatamu biar tumbuh sehelai pohon hujan

yang akan menyirami subur halaman tubuhmu
saat gigil tak lagi menjual hangatnya

                                         ; di rerimbun bara api



jakarta,2011









Tidak ada komentar:

Posting Komentar